MENU

Cari disini

Thursday, March 9, 2017

DENGAN SIAPA KITA BIASA DUDUK


DENGAN SIAPA KITA BIASA DUDUK

IMAM AL-GHAZALI berkata:

Yang sering duduk bersama 8 orang kelompok manusia, Allah akan memberinya 8 hal :

1.من جلس مع اﻷغنياء زاده الله حب الدنيا والرغبة فيها.

1. Barangsiapa duduk bersama orang-orang kaya, Allah akan menambahkan cinta kepada dunia & semangat untuk mendapatkan dunia.

2. ومن جلس مع الفقراء زاده الله الشكر والرضا بقسمة الله تعالى

2. Barangsiapa duduk bersama orang-orang miskin, Allah akan menambahkan perasaan syukur & ridha atas pemberian Allah.

3. ومن جلس مع السلطان زاده الله الكبر وقساوة القلب

3. Barangsiapa duduk dengan para penguasa, Allah akan menambahkan perasaan sombong & kerasnya hati.

4. ومن جلس مع النساء زاده الله الجهل والشهوة

4. Barangsiapa duduk dengan perempuan (bukan mahrom), Allah akan menambahkan kebodohan & syahwat.

5. ومن جلس مع الصبيان زاده الله اللهو والمزاح

5. Barangsiapa duduk dengan anak-anak kecil, Allah akan menambahkan lalai & senda gurau.

6.ومن جلس مع الفساق زاده الله الجرأة على الذنوب والمعاصي واﻹقدام عليها،والتسويف في التوبة

6. Barangsiapa duduk dengan orang-orang fasik, Allah akan menambahkan berani berbuat dosa & kemaksiatan serta mendorong diri untuk berbuat maksiat dan menunda-nunda taubat.

7.ومن جلس مع الصالحين زاده الله الرغبة في الطاعات

7. Barangsiapa duduk dengan orang-orang soleh, Allah akan menambahkan perasaan cinta kepada amalan-amalan ketaatan.

8. ومن جلس مع العلماء زاده العلم والورع

8. Barangsiapa  duduk dengan para ulama', Allah akan menambahkan ilmu & perasaan tidak cinta pada dunia.

(Kitab Tanbihul Ghofilin)

Cinta Alvi kepada Al-Qur'an sampai dibawa mati

*KU DEKAP CINTAKU HINGGA KE SYURGA*

*Jika Cinta sudah melekàt.*
*Hati ingin slalu dekat.*
*Karena Cintaku padamu Lebih Hebat.*
*Bahkan tak sebanding Emas 24 karat.*
*Cintaku jauh Lebih Dahsyat.*
*Karena Jiwa tlah terpikat.*
*Takkan rela berpisah walau sesaàt.*
*Meski harus ke Alam Akhirat.*
*Kan kubawa Cintaku bersama disa'at wafat.* *Menembus Ujian Berat.*
*Setia menanti sampai Kiamat.*

Mungkin Untaian kalimat ini bisa mewakili (Alm) ALVI SYAHRI 18 th. yang mengikat Janji Setia sampai mati. Bukan Cinta biasa, Cintanya bukan pada gadis jelita, bukan pada artis idola namun Cintanya itu kepada Al- Qur'an yang Mulia. Dia sudah hafal 30 juz sebagai Bukti Cintanya.
Malam itu Sabtu 28 Agt 2010 dengan temannya ( Alm) Yuliansyah - hafal 20 juz dan ( Alm) Toyib - hafal 10 juz memenuhi Undangan Khatam Al Qur'an. Mereka menaiki getek / prahu kecil menuju sebuah Mushala tempat acara itu bersama 18 santri lainnya. Selesai acara para santri kembali dengan menaiki getek menyeberang sungai Musi. Ketika hampir sampai seberang -+ 20 m lagi banyak santri yang hendak mengambil sandal yang tadi di taruh di bagian depan getek, menyebabkan getek tidak seimbang berat ke depan dan terbalik, suasana jadi kacau &  panik, yang pandai berenang berhasil selamat. Namun na'as Alvi, Yuliansyah dan Toyib tidak pandai berenang. Pencarian melibatkan instansi dari Polisi air, Dishub, pihak kelurahan dan kecamatan belum berhasil menemukannya, hingga 3 hari pencarian terus dilakukan. Yuliansyah & Toyib akhirnya ditemukan di bagian lain sungai itu yang berbeda jam 7 pagi. Dan Alvi ditemukan di tempat lain yang berbeda.
*Evakuasi sempat membuat kaget masyarakat dan keluarga karena Alvi ditemukan dalam posisi mendekap Al- Qur'an di dadanya. Al Qur'an itu sulit untuk dilepaskan, sampai datang ibunda Alvi yang berujar: "Ibu Ikhlas nak...ibu Ridho... Sampaikan Salam Ibu kepada Baginda Rosulullah. Semoga Ibu kelak bertemu dengan Baginda di Surga. Sekarang lepaskan Mushaf ini agar kami mudah mengurusmu..." selesai bicara kepada jenazah Alvi, .....ibunya bisa melepas Mushaf Al Qur'an tsb. Ketiga jenazah sama sekali tidak rusak, tidak bengkak dan tidak berbau busuk. Seperti orang yang baru selesai mandi, wajahnya bersih dan tersungging senyum. Yang paling menakjubkan adalah dari jenazah Alvi tercium aroma wangi..Subhanallah..... Demikianlah Cinta Alvi kepada Al Qur'an sampai di bawa mati. Cinta yang akan memberikan ibunya sebuah Istana di Surga. Cinta yang akan mengantarkannya pula sampai ke Surga. InsyaAllah...*
http://palembang.tribunnews.com/31/08/2010/jenazah-alvi-dekap-alquran
(baik tuk dishare kepada yang lain. Nih copas dari grup sebelah)

Kirab Hari Santri


Kesabaran Sayyidah Fatimah yang Menakjubkan

Pada suatu hari menjelang Ashar Sayyidina Ali karramallahu wajhah pulang ke rumah lebih awal. Sayyidah Fatimah binti Muhammad menyambut dengan penuh suka cita. “Salam kakanda,” sapa manja Fatimah dengat raut wajah yang manis dan penuh ketulusan.“
“Sepertinya kakanda letih sekali hari ini.” Belum sempat menyambung perkataannya, Sayyidina Ali berkata, “Maaf sayang, aku tidak mendapatkan uang sepeser pun hari ini.”
Dengan tersenyum, Fatimah menjawab, “Tidak apa kakanda. Bukankah rejeki itu sudah diatur dan bukan kita yang mengaturnya?” Ucapan yang terdengar sejuk itu sungguh menentramkan hati Ali bin Abi Thalib KWH. Betapa mulia hati putri Baginda Nabi Muhammad SAW. Padahal, pada saat itu di dapurnya tidak ada bahan makanan untuk dimasak.
Tak lama kemudian Ali bin Abi Thalib KWH berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah. Seusai shalat, beliau langsung pulang dan bertemu dengan seorang lelaki lanjut usia. “Wahai anak muda, benarkah kamu adalah Ali bin Abi Thalib?” Dengan sedikit terkejut Ali bin Abi Thalib KWH menjawab, “Betul, saya Ali bin Abi Thalib. Bagaimana anda bisa tahu namaku wahai orang tua?” Lelaki tua itu menjawab, “Dulu aku pernah meminta
ayahmu untuk membersihkan kulit binatang dan aku belum membayar upahnya. Sekarang akan aku bayar kepadamu selaku ahli warisnya.”
Lelaki tua itu meraba sakunya dan mengeluarkan uang sebesar 30 dinar. Ali bin Abi Thalib KWH menerima uang pemberian lelaki tua itu dengan gembira. Dengan raut muka ceria beliau pulang karena tak sabar memberitahu istrinya ihwal rejeki yang tak disangka-sangka itu.
Sesampainya di rumah, Ali bin Abi Thalib KWH memberikan uang itu kepada istrinya.
“Subhanallah, ini adalah rejeki yang tak terduga,” kata Fatimah az-
Zahra. “Lekas belikan bahan makanan ke pasar,” sambung Fatimah yang saat itu tengah
menahan lapar. Ali bin Abi Thalib KWH
bergegas menuju pasar untuk membeli bahan makanan pesanan istrinya. Sesampainya
di depan pasar, beliau melihat seorang fakir menengadahkan tangan seraya berkata, “Barangsiapa ingin bersedekah
di jalan Allah, maka bersedekahlah kepada musafir yang kehabisan bekal ini!”
Tanpa pikir panjang, Ali bin Abi Thalib KWH memberikan seluruh uangnya kepada orang itu. Lalu beliau pulang dengan tangan kosong lagi. Hatinya merasa gelisah memikirkan apa yang akan dikatakan istrinya nanti.
Kisah selengkapnya bersama puluhan artikel islami lainnya bisa disimak di Majalah Online ini www.tinyurl.com/majalahcn
“Salam untukmu wahai Fatimah,” sapanya kepada istri tercintanya. Fatimah menjawab salam itu dengan perasaan bingung sebab suaminya tidak membawa barang belanjaan yang dipesannya.
Melihat istrinya kebingungan, Ali bin Abi Thalib KWH segera menceritakan apa yang telah terjadi. Bukannya jengkel atau marah, Sayyidah Fatimah malah tersenyum sambil berkata,
“Tidak masalah suamiku. Bila aku mendapati hal seperti itu, pastilah aku akan melakukan hal yang sama seperti yang engkau lakukan. Bersedekah itu lebih baik daripada kikir.”
Mendengar penuturan istrinya, Ali bin Abi Thalib KWH merasa lega dan berkata, “Tidak salah aku memilihmu. Sungguh mulia akhlakmu, wahai Fatimah.”
Tulisan asal
https://play.google.com/store/books/author?id=Tim+Cahaya+Nabawiy